Ajak Balita Jelajah 16 Gunung dan Bukit

Nyoman Sakyarsih dan Maxwell Amertha, pasangan ibu dan anak ini populer di social media sebagai Nyomie and Max. Di Instagram, akunnya yang bernama @nyomiez telah memiliki lebih dari 30 ribu followers.

Nyomie, begitu wanita berdarah Bali ini biasa disapa, bersama sang buah hati Max menjadi perhatian di dunia maya karena kecintaan mereka pada alam sukses menginspirasi banyak orangtua lainnya untuk mengenalkan anaknya dengan lingkungan sejak dini. Di usia tiga tahun, Max telah menjelajah 16 gunung dan bukit di wilayah Pulau Jawa dan Bali. Bukan pencapaian yang bisa diraih kebanyakan anak seusianya.

Puncak Bromo, Puncak Prau dan Puncak Sikunir Dieng, Gunung Merbabu, Gunung Rinjani hingga Gunung Argopuro pernah dijelajahinya bersama sang ibu. Max pun tumbuh menjadi anak yang cinta lingkungan dan selalu tertarik untuk mengeksplorasi hal-hal baru yang berkaitan dengan alam.

Mengajak sang anak berpetualang ke alam bebas, bukanlah ambisi Nyomie semata, seperti yang dikira kebanyakan orang saat melihat foto-foto kebersamaan mereka di Instagam. Saat berbincang dengan Wolipop di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, belum lama ini, wanita yang berprofesi sebagai dokter hewan tersebut mengatakan justru mulai aktif mendaki gunung sejak ia tahu bahwa anak satu-satunya itu memang mencintai alam.

“Saat ke Bromo, aku gendong dia sendiri. Lucunya saat aku berhenti jalan untuk istirahat, kakinya tendang-tendang aku padahal saat itu dia tidur. Begitu aku sampai puncak dia bangun dan melihat matahari terbit. Reaksinya saat itu tenang,” ujar Nyomie saat menceritakan pengalaman pertamanya berpetualang bersama Max, sekitar Mei 2013 lalu.

Berkenalan dengan alam di usia yang sangat muda ternyata memberikan efek positif bagi perkembangan mental Max. Wanita berusia 31 tahun ini menuturkan bahwa Max merupakan anak yang sangat aktif, dengan energi yang berlebih. Naik gunung, memungkinkan Max untuk menyalurkan keaktifannya tersebut ke hal-hal yang lebih bermanfaat.

Interaksi sosial dengan orang lain pun jadi lebih baik sejak Max aktif mendaki gunung. Sebelumnya, menurut Nyomie Max termasuk anak yang cuek dan cenderung sulit bersosialisasi.

“Aku melihat selama ini dia tadinya agak hiperaktif. Tidak mau kontak. Agak cuek. Sekarang setelah jalan ke sekian kali bonding dia ke aku lebih kuat, jadi dekat sekali. Perkembangannya jauh lebih bagus dan dia belajar lebih banyak di alam. Dia suka main-main tapi terarah. Sekarang juga mau bergaul dengan orang lain karena tadinya dia cuek tapi lama-lama bisa nggak terlalu cuek. Orang menggila-gilai dia suka minta foto,” jelas wanita yang juga aktif berkegiatan sosial untuk menyelamatkan hewan terlantar ini.

Nyomie juga menambahkan bahwa Max memang tergolong anak yang senang beraktivitas. Ketika berada di tempat luas, dia tak ragu untuk langsung bereksplorasi, berlari, meloncat, raut bahagia sangat jelas terlihat di wajah mungilnya.

Satu hal yang menarik dari sosok pendaki cilik ini, adalah daya tahan tubuhnya yang cukup kuat untuk anak seusianya. Nyomie mengatakan kalau Max memiliki toleransi yang tinggi terhadap rasa sakit, fisiknya pun kuat dan tak mudah sakit.

Selain baik bagi perkembangan mental, naik gunung juga mengajarkan Max untuk mencintai lingkungan dengan selalu menjaga kebersihannya. Nyomie pun mengharapkan Max bisa tumbuh menjadi anak yang peduli terhadap berbagai hal yang ada di sekitarnya.

“Aku ajarkan dia kebersihan lingkungan seperti apa. Sampah jangan ditaruh sembarangan. Aku ingin dia ingat. Kita memang biasa hidup susah, itu perjuangan kita. Aku harap dia bisa jadi anak yang pantang menyerah, tapi bisa tetap peduli dengan orang lain dan lingkungan. Aku rasa apa yang aku usahakan dan harapkan dari dia mulai terlihat,” ungkap Nyomie.

Di lansir dari Detik.com